Search for:
Sejarah Singkat Chichen Itza
Sejarah Singkat Chichen Itza

Sejarah Chichen Itza – Pada tahun 1988 , UNESCO menetapkan Chichen Itza sebagai salah satu situs warisan dunia. Dalam jadwal slot gacor hari ini bahasa setempat , Chi memiliki arti mulut dan Chen artinya sumur , Sedangkan Itza merupakan nama suku setempat. Jadi bisa Chichen Itza bisa diartikan sebagai mulut sumur suku Itza.

Menurut cerita rakyat dan penelitian , bangunan yang berada di wilayah Yucatan , Mexico ini merupakan salah satu budaya peninggalan suku Maya , suku yang memprediksikan tentang waktu kedatangan kiamat di tahun slot gacor gampang menang 2012 lalu.

Di awal pendirian di periode pertama atau yang disebut dengan seni kemekaran bunga berlangsung antara tahun 625 M – 800 M. Pada saat itu agama suku Maya sudah terlihat menjadi bagian dari kehidupan para Mayan. Terlihat ada beberapa bangunan seperti  House of The Rusa, Wihara Biksuni, Dzib Akab, Red House, Gereja, House of Phalli serta Kuil Tiga Lintels yang menjadi bukti pentingnya hubungan antara para Mayan dengan sang Pencipta.

Setelah periode pertama pola gate of olympus terbaru berakhir , masuklah periode kedua yang berlangsung pada tahun 800 – 925 M.  Pada abad ini , agam sudah tidak lagimenjadi pusat peradaban bagi mereka. Para Mayan terlihat lebih senang membangun kelompok-kelompok yang lebih kecil di pedesaan. Sedangkan kota besar seperti Chichen Itza yang sempat dijadikan pusat utama peradaban agama, ekonomi dan pengetahuan hanya ramai ketika ritual tertentu saja.

Para Mayan meninggalkan Chichen Itza pada sekitar abad ke-7 Masehi. Mereka bermukim di wilayah barat sampai akhirnya kembali lagi ke Chichen Itza di abad ke-10 Masehi. Pada saat kembali  inilah orang-orang Itza sebagai bagian dari Suku Maya bergabung dengan suku-suku besar lain di Mexico. Kehidupan mereka berlangsung cukup damai.

Ketika berbaur dengan suku suku lain , tentu ada sedikit perubahan dari bangsa Itza saat itu. Salah satunya adalah seni bangunan mereka mendapat aksen tambahan dari setiap suku yang pernah bersentuhan dengan mereka. Kebudayaan-kebudayaan mereka banyak diteruskan oleh penduduk http://www.santafeforward.com/ di sekitaran Yucatan sampai saat ini. Mulai dari bahasa Suku Maya, kebiasaan pertanian yang suka menanam bahan pangan, pengandalan obat-obat herbal sebagai obat orang-orang sakit dan beberapa adat tradisional para Mayan tetap menyejarah hingga saat ini.

Bagian Bangunan Chichen Itza

Keberadaan Suku Maya di daratan Amerika berkembang cukup pesat dibandingkan penemuan penemuan yang ditemukan di benua tersebut. Bahkan seorang Christopher Colombus yang disebut sebut sebagai penemu benua Amerika ternyata baru datang setelah kota-kota Suku Maya ditinggalkan penghuninya. Hal ini didasari oleh bangunan-bangunan sisa semacam Chichen Itza.

Di dalam Chichen Itza terdapat bangunan bersejarah yang bernama El Castillo. Bangunan yang berbentuk seperti piramid ini termasuk bangunan peradaban yang unik. Yap , El Castillo sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan piramida-piramida khas Mesir.

Di bagian atas El Castillo ada sebuah bidang datar yang dipercaya sebagai tempat para suku Mayan melakukan ritual. El Castillo dikelilingi oleh 4 buah tangga yang setiap tangganya memiliki 91 buah undakan. Di bagian puncaknya terdapat slot gacor hari ini sebuah undakan yang menggenapkan jumlah undakan menjadi 365 buah. Jumlah ini ternyata diambil berdasarkan kalender suku Maya yang memiliki jumlah hari sebanyak 365 hari.

 

Ada juga sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Menurut para sejarawan , lapangan ini digunakan sebagai tempat bermain ‘pok ta pok’ yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa.

Museum Fatahillah: Dari Balai Kota, Hingga Menjadi Museum Bersejarah
Museum Fatahillah: Dari Balai Kota, Hingga Menjadi Museum Bersejarah

Museum Sejarah Jakarta atau yang biasa disebut dengan Museum Fatahillah merupakan salah satu bangunan peninggalan slot thailand bersejarah yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat yang juga terkenal sebagai kawasan Kota Tua.

Dahulu bangunan museum ini digunakan sebagai Stadhuis van Batavia (Balai Kota Batavia). Bangunan ini didirikan pada tahun 1707 dan selesai pada tahun 1712 atas perintah Gubernur Jendral Belanda waktu itu yang bernama Joan van Hoorn.

Percancang musem fatahillah, W.J. van de Velde dan J.Kremmer sengaja membangun balai kota batavia ini bergaya neo klasik mirip dengan desain Istana Dam di Amstrdam. Dengan susunan bangunan utama yang memiliki dua slot server kamboja no 1 sayap ruang lagi di bagian timur dan barat. Gedung ini juga dilengkapi dengan bangunan sanding yang biasa digunakan untuk ruang pengadilan, kantor, dan juga beberapa penjara di ruang bawah tanah.

Awalnya gedung balai kota di Batavia ini didirikan pertama kali pada tahun 1620 di tepi timur Kali Besar. Namun, sayang sekali bangunan ini hanya bertahan selama enam tahun judi dadu online demi melawan serangan dari pasukan Sultan Agung pada tahun 1926 sehingga membuat gedung ini harus dibongkar. Dan setahun setelahnya, di tahun 1627, kembali dibangunlah balai kota ini atas perintah Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen.

Dikarenakan ketidakseimbangan slot nexus paling gacor tanah di Batavia serta beratnya bangunan membuat gedung ini perlahan-lahan turun dari permukaan tanah sejak tahun 1628 yang dimana memang kondisi balai kota sudah makin memburuk. Hingga pada akhirnya ditahun 1797, Gubernur Jenderal Joan van Hoorn memerintahkan untuk membongkar dan membangun ulang gedung ini. Peresmian balai kota ketiga pun dilaksanakan pada 10 Juli 1710. Selama dua abad, bangunan ini dijadikan kantor administrasi Kota Batavia. Selain itu, bangunan ini digunakan sebagai College van Schepenen (Dewan Kotapraja) serta Raad van Justitie (Dewan Pengadilan). Di akhir abad ke-19, Kota Batavia mulai meluas hingga ke wilayah selatan. Oleh sebab itu, kedudukan Kota Batavia pun ditingkatkan menjadi Gemeente Batavia atau kotamadya. Akibatnya, aktivitas di balai kota Batavia dipindahkan pada 1913 ke Tanah Abang dan dipindahkan lagi ke Koningsplein Zuid pada 1919. Pada 1942, masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai kantor pengumpulan logistik Dai Nippon atau kekaisaran Jepang. Kemudian, setelah situs slot terbaik Indonesia merdeka, bangunan ini digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sampai tahun 1961, sempat digunakan sebagai Kantor Komando Militer Kota I dan kemudian digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tahun 1970, bekas bangunan balai kota Batavia ini ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya.  Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu, merenovasi ulang gedung tersebut dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta Pada 30 Maret 1974.

Sejarah Penetapan Tanggal 22 Desember Menjadi Hari Ibu Nasional
Sejarah Penetapan Tanggal 22 Desember Menjadi Hari Ibu Nasional

Hari Ibu Nasional selalu diperingati pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Para anak, baik yang masih kecil ataupun yang sudah dewasa bahkan berkeluarga, memanfaatkan hari ini sebagai hari dimana mereka mengungkapkan rasa terima kasihnya atas segala perjuangan dan pengorbanan sang ibu yang dilakukan kepada mereka di sepanjang hidupnya. Para ibu di Indonesia disirami dengan berbagai aksi dan kata-kata sayang dari anak mereka, yang biasanya jarang diungkapkan di hari-hari biasa.

Namun, bagaimana sebenarnya sejarah penentuan Hari Ibu Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Desember ini? Merangkum dari berbagai sumber terpercaya mudah menang judi online di https://www.bittersweetgf.com/, berikut merupakan penjelasan mengenai sejarah Hari Ibu di Indonesia.

Berawal dari Kongres Perempuan di Yogyakarta pada 1928

Melansir dari bkd.jogjaprov.go.id, sejarah Hari Ibu di Indonesia diawal dari pertemuan para pejuang perempuan dalam Kongres Perempuan Indonesia I yang diselenggarakan pada 22 hingga 25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Dilaksanakan di Gedung slot bonus new member 100 MandalaBhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta, tempat ini menjadi saksi bisu sejarah terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia karena menyatukan pemimpin organisasi perempuan dari judi roulette online berbagai wilayah di Nusantara. Mereka bersatu dalam pikiran, semangat, dan tujuan yang sama yakni berjuang menuju kemerdekaan serta perbaikan nasib kaum perempuan di Indonesia.

Melansir dari bpmpriau.kemdikbud.go.id, agenda utama Kongres Perempuan Indonesia I adalah membahas mengenai peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan dan aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan dini bagi perempuan, dan lain sebagainya. Tanpa mengangkat masalah kesetaraan gender, para pejuang perempuan tersebut menumpahkan pemikiran kritisnya dalam upaya kemerdekaan kaum perempuan di Indonesia.

Untuk Mengenang Semangat dan Perjuangan Perempuan Indonesia

Pada Juli tahun 1935, Kongres slot terbaru Perempuan II kembali diselenggarakan slot dan berhasil membentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf). Selain itu, kongres ini juga menegaskan pertentangan terkait isu perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1938 Kongres Perempuan III diselenggarakan dan menjadi sumber sejarah penetapan tanggal untuk Hari Ibu Nasional.

Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 secara resmi menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini. Melansir dari bpmpriau.kemdikbud.go.id, peringatan Hari Ibu pada awalnya dilakukan Sbobet88 untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan Indonesia dalam Kongres Perempuan Indonesia I hingga III dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa ini.

Setelah ditetapkan oleh Presiden Soekarno, puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah terjadi pada peringatan yang ke-25 pada tahun 1953. Tak kurang dari 85 kota di Indonesia turut merayakan Hari Ibu Nasional, mulai dari Meulaboh hingga Ternate. Itulah sejarah awal mula ditetapkannya Hari Ibu Nasional pada tanggal 22 Desember. Peringatan situs judi slot ini diharapkan dapat menjadi cerminan semangat kaum perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja sama.