Bangunan Bersejarah di Indonesia dan Fakta Menariknya
Bangunan bersejarah di Indonesia menyimpan banyak jejak cerita kehidupan bangsa dari masa lalu. Karena itu, eksistensinya harus dijaga agar cerita-cerita tersebut bisa diteruskan ke generasi selanjutnya. Pemerintah sendiri berusaha melestarikan bangunan bersejarah dengan cara memugar dan memperbaiki fisiknya agar bisa dikunjungi oleh masyarakat umum. Sayangnya, tidak semua pengunjung memahami riwayat serta cerita di balik bangunan tersebut.
Padahal banyak sekali ilmu yang bisa dipelajari jika mengetahui sejarah. Ini juga menjadi aksi nyata kita untuk membantu melestarikan bangunan peninggalan nenek moyang kita.
Bahkan, bukan tidak mungkin kita akan semakin jatuh cinta dengan slot thailand negara ini setelah mengunjungi dan mempelajari sejarah. Saat ini ada banyak bangunan bersejarah yang bisa kita temukan, mulai dari tugu/monumen, gedung, bangunan suci, istana, hingga benteng.
Monumen Nasional yang bisa kamu temukan di depan Istana Negara ini sejak dulu sudah menjadi ikon negara Indonesia. Rasanya sulit menemukan penduduk negara ini yang tak tahu tentang Monas.
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, adalah orang yang memprakarsai pembangunan Monumen Nasional dan menyerahkan perancangannya kepada Soedarsono serta Frederich SIlaban dengan Ir. Rooseno sebagai konsultannya.
Proses pembangunannya dimulai pada bulan Agustus tahun 1959 dalam waktu yang cukup cepat, yaitu 2 tahun saja. Ya, pada tahun 1961 tanggal 17 Agustus, monumen yang dibangun di area seluas 80 hektar ini diresmikan oleh Presiden Soekarno sendiri. 14 tahun, kemudian Monas resmi dibuka untuk masyarakat umum. Monumen Nasional dibangun untuk mengenang perlawanan serta melestarikan perjuangan rakyat Indonesia di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945 silam. Harapannya, siapapun yang melihat Tugu Monas akan mewarisi semangat patriotisme para pejuang kemerdekaan dalam membangun Negara Indonesia.
Semangat dan harapan inilah yang menjadi alasan dipilihnya bentuk Tugu Monas yang menyerupai artefak lingga yoni yang menjulang setinggi 137 meter. Bagian puncaknya berbentuk seperti cawan yang menopang lidah api menyala.
Nunung Marzuki dalam buku Mengenal Lebih Dekat: Bangunan Bersejarah Indonesia, menjelaskan bahwa badan Tugu Monas mewakili bentuk Lingga atau alu alat untuk menumbuk padi yang terbuat dari kayu, sedangkan pelataran cawannya mewakili bentuk Yoni atau lumbung tempat menyimpan padi.
Lalu lidah api yang ada di puncaknya adalah Api Nan Tak Kunjung Padam yang menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia yang tidak akan pernah surut sampai kapanpun.